Umum 22 July 2025

Berkurban dengan Cara Arisan, Bolehkah?

Berkurban dengan Cara Arisan, Bolehkah?
Bagikan:

Oke, siapa di sini yang kalau dengar kata “arisan” langsung inget ibu-ibu komplek yang heboh rebutan panci? Tenang, kali ini kita nggak bakal bahas arisan panci, arisan beras, atau arisan yang ujung-ujungnya cuma jadi ajang pamer kue. Kita bakal ngomongin arisan yang, percaya atau nggak, bisa bikin kamu jadi lebih dekat sama Allah—yup, arisan qurban!

Jadi gini, di sebuah instansi pemerintahan di Cirebon, ada sekelompok pegawai yang kepikiran bikin “Tim Kerohanian”. Bukan, ini bukan tim yang kerjanya ngaji doang sambil ngopi, tapi mereka beneran niat bikin kegiatan Islami yang seru dan bermanfaat. Salah satu idenya: arisan qurban. Gokil, kan?

Caranya simpel banget. Setiap pegawai, tanpa kecuali, dipotong seribu rupiah tiap bulan. Seribu, bro! Itu bahkan nggak cukup buat beli gorengan di kantin. Tapi, kalau dikumpulin rame-rame, eh, bisa jadi kambing juga. Nanti, pas Idul Adha, duit yang terkumpul dipakai buat beli kambing. Kalau duitnya cuma cukup buat tiga kambing, ya udah, yang dapat qurban tahun itu cuma tiga orang. Siapa yang beruntung? Dipilih lewat musyawarah. Bukan undian, bukan suit jari, tapi musyawarah. Dewasa banget, ya.

Nah, pertanyaannya: boleh nggak sih qurban model begini? Soalnya, qurban kan ibadah, masa iya bisa “diarisanin”? Jangan-jangan nanti kambingnya juga jadi rebutan kayak arisan panci.

Sebelum kita bahas lebih jauh, mari kita curhat dikit. Kadang, niat ibadah itu suka mentok di dompet. Mau qurban, eh, saldo ATM malah nyesek. Tapi, kalau bareng-bareng, seribu-seribu, lama-lama jadi bukit. Kayak pepatah, “sedikit-sedikit lama-lama jadi kambing.” Eh, bukit maksudnya.

Ngomong-ngomong soal infaq, Allah udah kasih bocoran di Al-Baqarah ayat 261. Nih, ayatnya:

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah adalah, seumpama sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir terdapat seratus biji, Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi orang yang dikehendakiNya dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.”

Jadi, jangan remehkan seribu perak. Di mata Allah, itu bisa jadi investasi akhirat yang cuan banget.

Balik ke arisan qurban. Secara hukum Islam, arisan model begini itu sah-sah aja. Kenapa? Karena pada dasarnya, ini cuma model nabung bareng. Akadnya jelas, semua rela, nggak ada yang maksa. Uangnya juga, begitu dapat giliran, jadi hak milik penuh si pemenang arisan. Mau dipakai buat qurban, buat beli bakso, atau buat traktir temen, itu urusan dia. Tapi, karena niatnya qurban, ya insya Allah pahalanya juga qurban.

Tapi, ada satu catatan penting. Jangan sampai demi pengen qurban, kamu jadi maksa diri sampai harus ngutang atau minjem sana-sini. Allah udah wanti-wanti di Al-Baqarah ayat 286:

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا
Artinya: “Allah tidak membebani (tugas kewajiban agama) seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya.”

Jadi, kalau memang belum mampu, ya nggak usah maksa. Qurban itu bukan ajang gengsi-gengsian. Nggak ada ceritanya Allah maksa kamu sampai harus jual ginjal demi seekor kambing.

Ngomongin soal sejarah qurban, ternyata tradisi ini udah ada sejak zaman Nabi Adam. Coba deh, cek Al-Maidah ayat 27:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَقِّۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِۗ
Artinya: “Dan ceritakanlah kepada mereka kisah kedua anak Adam dengan sebenarnya tatkala kedua anak Adam itu mempersembahkan qurban, maka diterima qurban salah seorang dari keduanya (Habil) serta tidak diterima dari yang lainnya (Qabil).”

Dari zaman Habil dan Qabil, qurban udah jadi bagian dari ibadah manusia. Sampai akhirnya, di zaman Nabi Muhammad, Allah perintahkan lagi di Al-Kautsar ayat 2:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَر
Artinya: “Maka hendaklah kamu shalat karena Tuhanmu dan sembelihlah qurban.”

Qurban itu ibadah yang super spesial. Bahkan, kata Nabi Muhammad SAW, di hari Idul Adha, nggak ada amalan yang lebih disukai Allah selain menyembelih qurban. Daging, darah, bulu, tanduk, semua bakal jadi saksi di hari kiamat. Nih, haditsnya:

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
Artinya: “Tidak ada sesuatu amalan anak Adam di luar hari nahar (hari menyembelih qurban), yang lebih disukai Allah selain dari menyembelih qurban. Qurban itu di hari kiamat akan datang sebagai keadaannya di hari menyembelihnya lengkap dengan tanduknya, kuku-kukunya serta bulu-bulunya. Darah qurban itu sebelum jatuh di atas bumi, lebih dahulu jatuh ke tempat yang telah disediakan Allah (surga). Karena itu, bersenanglah dirimu dengan berqurban.”

Tapi, jangan juga jadi orang yang udah mampu qurban, tapi males-malesan. Nabi pernah bilang:

من وجَد سعةً فلم يُضحِّ فلا يقرَبنَّ مُصلّانا
Artinya: “Barangsiapa mempunyai keluasan mampu berqurban tetapi tidak mau berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat kami shalat.”

Jleb banget, kan? Jadi, kalau udah mampu, jangan pelit. Tapi kalau belum mampu, jangan maksa.

Balik lagi ke arisan qurban. Sebenarnya, ini solusi cerdas buat yang pengen qurban tapi dananya pas-pasan. Daripada nungguin rezeki nomplok yang nggak jelas kapan datang, mending nabung bareng temen-temen. Siapa tahu, tahun depan giliran kamu yang dapat kambing. Kalau belum, ya sabar. Namanya juga arisan, kadang hoki, kadang zonk.

Tapi, jangan lupa, musyawarah itu penting. Jangan sampai ada yang baper gara-gara nggak kebagian giliran. Ingat, qurban itu bukan cuma soal daging, tapi juga soal keikhlasan dan kebersamaan. Kalau niatnya udah bener, insya Allah pahalanya juga ngalir.

Buat yang masih ragu, tenang aja. Ulama sepakat, qurban model arisan itu sah. Nggak ada larangan, nggak ada dosa. Yang penting, semua dijalankan dengan niat baik, transparan, dan nggak ada yang dirugikan.

Jadi, buat kamu yang pengen qurban tapi dompet tipis, arisan qurban bisa jadi solusi. Siapa tahu, dari seribu perak yang kamu sisihkan tiap bulan, Allah kasih rezeki berlipat-lipat. Dan yang paling penting, kamu bisa ikut merasakan nikmatnya berbagi di hari raya.

Akhir kata, jangan sampai qurban cuma jadi ajang pamer di Instagram. Ingat, yang dinilai Allah itu niat dan keikhlasan, bukan jumlah likes atau views. Kalau tahun ini belum dapat giliran, jangan baper. Siapa tahu, tahun depan kambingnya lebih gede. Atau, minimal, kamu dapat pengalaman dan pahala yang nggak bisa dibeli di mana-mana.

Jadi, siap nabung seribu perak buat arisan qurban? Siapa tahu, tahun depan kamu yang jadi “shahibul kambing”. Jangan lupa, kalau udah dapat giliran, traktir temen-temen arisan, ya. Minimal traktir gorengan lah, biar berkahnya makin nambah!

Terkait

Lihat Semua