Umum 23 July 2025

Cara Rasulullah Melindungi Rumah Ibadah Non Muslim

Cara Rasulullah Melindungi Rumah Ibadah Non Muslim
Bagikan:

Jadi, pernah nggak sih lo ngerasa hidup di lingkungan yang katanya “beragam”, tapi giliran ada yang beda dikit, langsung pada pasang kuda-kuda? Nah, ini nih yang kadang bikin kepala cenat-cenut. Padahal, kalau mau jujur, Rasulullah sendiri udah ngasih contoh soal gimana caranya hidup berdampingan, bahkan sama yang beda keyakinan. Bukan cuma sekadar “toleransi” yang sering jadi jargon, tapi beneran dijaga, dirangkul, dan—ini yang paling penting—nggak ada tuh ceritanya main rusak-rusak rumah ibadah orang lain.

Coba deh bayangin, zaman dulu di Mekah sama Madinah, itu udah kayak miniatur dunia. Ada yang Muslim, ada yang non-Muslim, semua hidup bareng. Tapi, anehnya, nggak ada tuh berita Rasulullah nyuruh sahabatnya buat ngerusak gereja, sinagog, atau kuil. Malah, beliau justru jadi pelindung. Keren, kan?

Gue pernah denger cerita, waktu para sahabat mau berangkat perang, Rasulullah selalu ngasih pesan yang… ya, kalau sekarang mungkin kayak “briefing sebelum misi” gitu. Tapi, isinya bukan cuma strategi tempur, lho. Ada satu pesan yang selalu diulang-ulang: jangan ganggu orang yang lagi ibadah di tempatnya, jangan rusak rumah ibadah, jangan bunuh anak kecil, wanita, atau orang tua. Bahkan, pohon aja dilarang ditebang sembarangan!

Biar makin afdol, nih gue kasih kutipan hadistnya:

اغْزُوا بِاسْمِ اللَّهِ فَقَاتِلُوا عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ بِالشَّامِ وَسَتَجِدُونَ فِيهِمْ رِجَالاً فِى الصَّوَامِعِ مُعْتَزِلِينَ مِنَ النَّاسِ فَلاَ تَعْرِضُوا لَهُمْ وَسَتَجِدُونَ آخَرِينَ لِلشَّيْطَانِ فِى رُءُوسِهِمْ مَفَاحِصُ فَافْلُقُوهَا بِالسُّيُوفِ وَلاَ تَقْتُلُوا امْرَأَةً وَلاَ صَغِيرًا ضَرَعًا وَلاَ كَبِيرًا فَانِيًا وَلاَ تَقْطَعُنَّ شَجَرَةً وَلاَ تَعْقِرُنَّ نَخْلاً وَلاَ تَهْدِمُوا بَيْتًا
"Berperanglah kalian semua atas nama Allah, maka bunuhlah musuh Allah dan musuh kalian di Syam. Kalian akan bertemu dengan rombongan laki-laki di tempat peribadatan salib yang mengasingkan dirinya dari manusia, maka jangan kalian ganggu mereka. Kalian juga akan bertemu dengan golongan lain yang ada setan-setan di atas kepalanya yang suka mencari aib orang lain maka hadapilah mereka dengan pedang. Dan jangan kalian bunuh wanita, anak kecil yang masih menyusu, orang tua yang lemah, jangan pula kalian potong pepohonan, memotong pohon kurma, dan jangan pula kalian merusak rumah." (HR. Abu Abdillah)

Gokil, kan? Rasulullah tuh udah kayak “bodyguard” buat semua rumah ibadah, bukan cuma masjid. Jadi, kalau ada yang bilang “jihad” itu artinya ngerusak tempat ibadah lain, fix, dia belum baca sejarah. Atau jangan-jangan, dia cuma baca judulnya doang, nggak pernah nyelesein sampe akhir.

Kadang, kita suka lupa, hidup berdampingan itu bukan cuma soal nggak ganggu tetangga. Tapi juga soal menjaga, bahkan kalau perlu, jadi tameng buat mereka. Rasulullah ngajarin, kalau ada yang beda keyakinan, bukan berarti musuh. Justru, di situlah ujian kemanusiaan kita. Bisa nggak, kita jadi manusia yang beneran manusia?

Gue jadi inget, waktu kecil, di kampung gue ada gereja kecil di pojokan gang. Setiap Lebaran, orang-orang gereja itu selalu ngucapin selamat, bahkan kadang ngasih kue. Giliran Natal, emak gue gantian nganterin ketupat. Nggak ada tuh yang ribut soal “haram” atau “bid’ah”. Semua jalan aja, kayak air ngalir. Mungkin, itu yang dimaksud Rasulullah: hidup bareng, saling jaga, saling hormat.

Fakta uniknya, dalam sejarah Islam, nggak pernah ada catatan Rasulullah merusak rumah ibadah non-Muslim. Malah, beliau sering banget ngasih perlindungan. Bahkan, waktu Fathu Makkah, yang katanya momen “balas dendam”, nggak ada satu pun rumah ibadah yang disentuh. Semua aman, tentram, kayak nggak ada apa-apa. Coba bandingin sama zaman sekarang, kadang baru beda pendapat dikit aja, udah main lapor-laporan, main rusak-rusak.

Analoginya gini, lo pernah nggak sih liat anak kecil rebutan mainan? Kadang, yang satu udah punya mainan bagus, tapi masih aja pengen ngerebut mainan temennya. Padahal, kalau mau main bareng, kan lebih seru. Nah, hidup berdampingan itu kayak gitu. Nggak perlu rebutan, nggak perlu saling rusak. Justru, kalau bisa, saling jaga biar semua seneng.

Gue juga pernah denger cerita, di beberapa negara, rumah ibadah itu kayak “zona netral”. Siapa pun boleh masuk, asal niatnya baik. Di Indonesia, kadang masih ada aja yang suka usil. Tapi, kalau mau ngikutin Rasulullah, harusnya rumah ibadah itu jadi tempat paling aman, bahkan buat yang beda agama sekalipun.

Opini gue, kadang kita terlalu sibuk ngurusin urusan orang lain, sampe lupa ngaca. Rasulullah aja, yang jelas-jelas utusan Allah, masih bisa santai dan bijak. Masa kita, yang cuma manusia biasa, malah gampang kebakaran jenggot?

Akhir kata, hidup itu kayak main bola di lapangan becek. Kadang licin, kadang jatuh, tapi yang penting, jangan main kasar. Jaga rumah ibadah, jaga hati, dan jangan lupa, jadi manusia yang beneran manusia. Kalau masih suka rusak rumah ibadah orang lain, fix, lo butuh ngaji sejarah lagi.

Terkait

Lihat Semua