Kamu pernah membayangkan, bagaimana rasanya menjadi orang tua di era digital yang serba cepat ini? Setiap hari, kita dihadapkan pada tantangan baru: teknologi yang terus berkembang, anak-anak yang semakin cerdas digital, dan arus informasi yang tak pernah berhenti. Namun, di balik semua itu, ada satu hal yang tetap abadi—kebutuhan anak akan kehangatan, bimbingan, dan cinta dari keluarga.
Di tengah peringatan Hari Anak Nasional 2025, Fatayat Nahdlatul Ulama (Fatayat NU) bersama OREO mengingatkan kita tentang pentingnya pengasuhan adaptif. Ketua Umum PP Fatayat NU, Margaret Aliyatul Maimunah, menegaskan bahwa peran ibu dan keluarga tetap tak tergantikan, meski zaman berubah. Di era digital, pengasuhan bukan berarti menjauhkan anak dari teknologi, melainkan mendampingi mereka agar bijak dan kreatif di ruang digital.
Keluarga yang harmonis dan penuh kedekatan emosional menjadi benteng utama bagi anak-anak. Dengan fondasi ini, mereka tidak mudah terpengaruh oleh dampak negatif digitalisasi, seperti konten yang tidak ramah anak atau kecanduan gawai. Anak yang sehat, bahagia, dan mendapatkan pengasuhan positif akan tumbuh menjadi generasi yang percaya diri, kreatif, dan tangguh.
Fatayat NU, melalui program kolaborasi dengan OREO, menghadirkan tips pengasuhan positif yang relevan sepanjang zaman. Program ini tidak hanya menyasar para ibu, tetapi juga seluruh keluarga sebagai pendidik utama. Dengan pelatihan kaderisasi dan edukasi parenting digital, Fatayat NU berharap inspirasi ini bisa menjangkau hingga ke pelosok desa.
Syahnaz Haque, aktris dan pemerhati parenting, menekankan pentingnya momen kebersamaan dalam keluarga. Bermain bersama, bercerita, atau sekadar berbincang santai adalah cara sederhana namun ampuh untuk menjaga kelekatan emosional dengan anak. Hasil Global Play Well Report 2022 menunjukkan, 95 persen anak merasa lebih dekat dengan orang tuanya saat mereka bermain bersama.
Sebagai orang tua, kita tidak bisa sepenuhnya melarang anak berinteraksi dengan teknologi. Namun, kita bisa hadir mendampingi, menciptakan momen bermain, belajar, dan berdialog yang penuh cinta dan makna. Kualitas pengasuhan lebih penting daripada kuantitas waktu. Kehadiran penuh perhatian, meski sebentar, akan meninggalkan kesan mendalam bagi anak.
Kolaborasi Fatayat NU dan OREO menjadi langkah strategis untuk memperluas dampak edukasi parenting digital. Dengan jaringan kader yang kuat, inspirasi positif ini diharapkan menjangkau berbagai daerah hingga tingkat desa. Penguatan peran ibu dan keluarga tidak bisa dilakukan sendirian. Kolaborasi membuktikan bahwa isu parenting adalah kepentingan bersama, bukan hanya urusan rumah tangga.
Dalam Islam, keluarga adalah madrasah pertama bagi anak. Rasulullah ﷺ bersabda:
Hadis ini menegaskan pentingnya peran orang tua sebagai pemimpin dalam keluarga. Tugas kita bukan hanya mengawasi, tetapi juga membimbing, menginspirasi, dan menjadi teladan dalam penggunaan teknologi.
Sebagai penutup, mari kita refleksikan: bagaimana kita bisa menjadi orang tua yang adaptif, penuh kasih, dan tetap relevan di era digital? Dengan kolaborasi, edukasi, dan keteladanan, insya Allah kita bisa membangun generasi yang tangguh, cerdas digital, dan berakhlak mulia.