Pernah nggak sih, kamu ngerasa gelisah gara-gara liat story teman yang lagi liburan, update gadget baru, atau pamer pencapaian di medsos? Atau, takut ketinggalan tren terbaru sampai rela begadang demi scroll timeline? Fenomena ini dikenal dengan istilah FOMO (Fear of Missing Out), alias takut ketinggalan. Di era digital, FOMO jadi penyakit sosial yang diam-diam menggerogoti mental banyak orang, terutama anak muda.
Tapi, gimana sih Islam memandang FOMO? Dan, apa kata Habib Husein Ja’far soal ini?
FOMO: Antara Kebutuhan dan Kecemasan
Habib Husein Ja’far, seorang dai muda yang sering membahas isu kekinian dengan gaya santai, pernah bilang: jadi pribadi yang ingin tahu perkembangan zaman itu sah-sah aja, bahkan bisa bermanfaat. Islam sendiri mengajarkan prinsip:
Artinya, up to date itu boleh, asal nggak berlebihan. Allah berfirman:
Jadi, update info boleh, tapi jangan sampai hidupmu cuma buat ngejar validasi dan pengakuan orang lain.
FOMO yang Salah Arah
Seringkali, FOMO bikin kita takut ketinggalan hal-hal yang sebenarnya nggak penting: tren fashion, drama seleb, atau gosip viral. Ironisnya, kita malah cuek sama hal-hal esensial kayak ilmu, ibadah, atau kesehatan mental. Islam mengajarkan untuk mengenal diri sendiri (ma’rifat an-nafs):
Dengan mengenal diri, kita bisa tahu prioritas hidup, bukan sekadar ikut-ikutan arus.
Cara Islami Menghadapi FOMO
Habib Husein menekankan pentingnya tazkiyatun nafs (pembersihan jiwa) agar hati tetap tenang di tengah hiruk-pikuk dunia maya. Berikut beberapa kiat praktis ala Islam:
- Batasi waktu main medsos, jangan jadi budak algoritma.
- Buat skala prioritas: utamakan ilmu, amal, dan kesehatan jiwa.
- Dekatkan diri ke Al-Qur’an dan dzikir supaya hati adem.
- Cari circle yang sehat, yang nggak cuma pamer kehidupan.
Allah juga mengingatkan dalam QS. Al-Furqan: 67:
Begitu juga dalam membelanjakan waktu dan perhatian: seimbang adalah kunci.
Penutup
FOMO itu nyata, tapi bukan berarti nggak bisa diatasi. Islam mengajarkan moderasi, ketenangan, dan keikhlasan. Jangan biarkan FOMO mengendalikan hidupmu. Kenali diri, kelola emosi, dan jadikan perkembangan zaman sebagai ladang amal, bukan sumber kecemasan. Yuk, jadi generasi yang update tanpa kehilangan arah!