Jadi, pernah nggak sih lo ngerasa hidup ini kayak ujian matematika yang soalnya suka tiba-tiba muncul tanpa aba-aba? Nah, buat para perempuan, ada satu soal yang selalu nongol tiap bulan: haid. Tapi, tunggu dulu, ini bukan soal matematika, ini soal ibadah! Dan, percaya atau nggak, pertanyaan klasik yang sering bikin dahi berkerut: kenapa sih perempuan haid nggak wajib qadha shalat, tapi puasanya kudu diganti? Kok kayak promo minimarket, satu gratis satu bayar?
Ngomongin soal haid, suasananya tuh kayak drama Korea. Datang tanpa diundang, pergi juga suka-suka. Kadang pas lagi seru-serunya Ramadhan, eh, tiba-tiba “tamu bulanan” mampir. Udah deh, batal puasa, batal shalat. Tapi, yang bikin penasaran, kenapa shalatnya nggak perlu diganti, sedangkan puasa harus? Apa jangan-jangan ada “diskon khusus” dari Allah buat perempuan?
Gini, bayangin lo lagi main game. Ada level yang harus diulang kalau gagal, ada juga yang cukup sekali aja. Nah, shalat itu kayak level yang sering banget muncul, sehari lima kali, tiap hari, tiap minggu, tiap bulan. Kalau harus diganti semua yang bolong gara-gara haid, bisa-bisa daftar tunggu qadha shalat lebih panjang dari antrean BTS meal waktu promo. Kebayang nggak, tiap bulan harus ngitungin berapa shalat yang bolong, terus diganti satu-satu? Waduh, bisa-bisa jadi aplikasi khusus: “Qadha Shalat Tracker”.
Tapi, puasa beda cerita. Setahun sekali, itu pun cuma sebulan. Jadi, kalau bolong gara-gara haid, ya masih masuk akal buat diganti. Nggak bikin kepala cenat-cenut kayak ngitung hutang shalat. Allah itu Maha Tahu, bro. Nggak mungkin ngasih beban yang bikin umat-Nya stres berat. Makanya, qadha puasa itu kayak reminder, “Eh, jangan lupa, ada yang harus dilunasi, tapi santai aja, nggak tiap hari kok.”
Ngomong-ngomong, pernah nggak lo denger ibu-ibu di pengajian debat soal ini? “Bu, saya kemarin haid pas Ramadhan, shalatnya harus diganti nggak?” Terus, ada yang jawab, “Nggak usah, Bu. Nanti malah pusing sendiri.” Percakapan kayak gini tuh sering banget terjadi. Kadang, jawabannya lebih menenangkan daripada konsultasi ke dokter.
Fakta uniknya, aturan ini udah ada sejak zaman Nabi. Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah bilang, “Kami mengalami haid, lalu diperintahkan untuk mengqadha puasa, tapi tidak diperintahkan mengqadha shalat.” Simpel, tapi dalem. Ulama sepakat, perempuan haid itu nggak perlu ganti shalat. Kenapa? Karena shalat itu sering banget, sedangkan puasa cuma setahun sekali. Kalau harus qadha shalat, bisa-bisa hidup lo isinya cuma ngitungin hutang shalat doang.
Sekarang, coba deh lo bayangin, kalau aturan qadha shalat itu wajib, berapa banyak perempuan yang bakal stres tiap bulan? Udah capek sama urusan rumah, kerjaan, tugas kuliah, eh, masih harus mikirin hutang shalat. Allah itu Maha Penyayang, bro. Nggak mau umat-Nya kelelahan gara-gara aturan yang bikin hidup makin ribet.
Ada juga yang suka bandingin, “Lah, kenapa orang sakit atau musafir harus qadha shalat, tapi perempuan haid nggak?” Jawabannya simpel: haid itu bukan pilihan, bro. Nggak ada perempuan yang bisa request, “Mas, bulan ini skip haid ya, lagi banyak deadline.” Nggak bisa! Sementara musafir atau orang sakit, itu kondisi yang bisa berubah-ubah, kadang bisa diatur. Haid? Datangnya suka-suka, perginya juga suka-suka.
Analoginya gini, lo pernah nggak sih ngerasain listrik mati pas lagi seru-serunya nonton bola? Mau marah ke siapa? PLN? Ya nggak bisa juga, namanya juga force majeure. Haid itu juga kayak gitu, datangnya di luar kendali. Makanya, Allah kasih keringanan. Nggak perlu qadha shalat, cukup qadha puasa aja. Simpel, adil, dan penuh kasih sayang.
Kalau ngomongin soal dalil, ada ayat Al-Qur’an yang sering jadi rujukan soal qadha puasa:
Ayat ini jelas banget, yang nggak bisa puasa karena alasan tertentu, wajib ganti di hari lain. Tapi, nggak ada tuh ayat yang bilang, “Kalau haid, shalatnya juga harus diganti.” Nggak ada! Jadi, jangan suka ngarang-ngarang aturan sendiri, ya.
Terus, ada juga hadis dari Aisyah yang jadi pegangan para ulama:
Jadi, kalau ada yang masih ngeyel, “Tapi kan, biar adil, shalat juga harus diganti dong!” Coba deh pikirin, adil itu bukan berarti semua harus sama persis. Adil itu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Kalau semua aturan dipukul rata, hidup ini kayak nasi goreng tanpa garam—ada, tapi hambar.
Ngomongin soal pengalaman sehari-hari, lo pasti pernah liat temen atau saudara perempuan yang lagi haid pas Ramadhan. Kadang mereka suka ngeluh, “Aduh, puasa bolong lagi, harus ganti nih.” Tapi, nggak pernah tuh denger, “Aduh, shalat bolong, harus ganti juga.” Kenapa? Karena emang aturannya begitu. Dan, percaya deh, itu bentuk kasih sayang Allah yang luar biasa.
Kadang, ada juga yang suka iseng nanya, “Kalau gitu, enak dong jadi perempuan, bisa libur shalat.” Waduh, jangan salah, bro. Libur shalat itu bukan liburan ke Bali. Ada rasa nggak enak, ada beban batin, apalagi kalau lagi semangat-semangatnya ibadah. Tapi, ya itulah hidup, selalu ada sisi yang nggak bisa dipilih.
Fakta ilmiahnya, haid itu proses biologis yang nggak bisa diatur-atur. Tubuh perempuan butuh istirahat, hormon lagi naik turun, mood kadang kayak roller coaster. Allah ngerti banget kondisi ini. Makanya, aturan qadha shalat nggak diwajibkan. Coba bayangin, kalau harus qadha, bisa-bisa perempuan jadi “atlet shalat marathon” tiap bulan. Capek, bro!
Opini pribadi nih, kadang kita suka ribet sendiri sama aturan yang udah jelas. Padahal, Allah udah kasih kemudahan, eh, masih aja dicari-cari celah biar kelihatan lebih “taat”. Santai aja, bro. Ibadah itu bukan soal siapa paling banyak, tapi siapa yang paling ikhlas dan paham makna di baliknya.
Jadi, kesimpulannya, kenapa perempuan haid nggak wajib qadha shalat? Karena Allah sayang banget sama perempuan. Nggak mau mereka kelelahan sama aturan yang memberatkan. Puasa aja yang diganti, shalat nggak perlu. Simpel, adil, dan penuh hikmah.
Terakhir, buat lo yang suka mikir ribet soal ibadah, coba deh renungin: hidup ini udah cukup rumit, jangan ditambahin drama yang nggak perlu. Nikmati aja prosesnya, syukuri kemudahan yang Allah kasih. Dan, kalau ada yang masih suka debat soal qadha shalat, kasih aja punchline ini: “Bro, hidup itu bukan lomba ngumpulin hutang ibadah, tapi lomba jadi manusia yang bersyukur.”
Udah, gitu aja. Jangan lupa, hidup santai, ibadah jalan, hati tenang. Kalau masih bingung, ya udah, ngopi dulu aja!