Umum 22 July 2025

Hikmah Resepsi Pernikahan dalam Islam

Hikmah Resepsi Pernikahan dalam Islam
Bagikan:

Ada yang bilang, resepsi pernikahan itu cuma ajang pamer baju baru dan makan-makan gratis. Tapi, beneran cuma itu doang? Eits, jangan salah! Dalam Islam, resepsi alias walimah itu punya makna yang jauh lebih dalam dari sekadar pesta meriah dan foto bareng mantan gebetan (ups!).

Jadi gini, walimah itu bukan cuma tradisi turun-temurun, tapi juga anjuran syariat. Rasulullah ﷺ sendiri pernah ngadain walimah buat para istrinya, bahkan dengan hidangan sederhana kayak roti gandum, kurma, atau keju kering. Nggak harus mewah, yang penting niatnya syukur dan berbagi kebahagiaan.

Nah, kenapa sih Islam menganjurkan resepsi? Pertama, sebagai bentuk syukur atas nikmat pernikahan. Bayangin, dua insan dipertemukan dalam ikatan suci, masa nggak dirayain? Resepsi itu kayak status update ke seluruh dunia: “Bro, aku udah halal!” Selain itu, walimah juga jadi ajang silaturahmi, mempererat persaudaraan, dan berbagi doa baik buat pasangan baru.

Imam Ibnu Hajar al-Haitami pernah bilang, salah satu hikmah walimah adalah harapan dan doa kebaikan untuk pasangan. Jadi, waktu kamu datang ke resepsi, sebenernya kamu lagi ngirim vibes positif dan doa biar rumah tangga mereka langgeng. Nggak cuma makan doang, ya!

Terus, ada juga hikmah mempererat silaturahmi. Resepsi itu momen kumpul keluarga, teman, tetangga, bahkan mantan (eh, skip yang ini). Di situ, semua orang saling kenal, saling mendoakan, dan makin akrab. Kata para ulama, pertemuan kayak gini bisa menumbuhkan cinta dan keakraban di masyarakat. Jadi, jangan cuma sibuk foto-foto, sempatin juga ngobrol sama tamu lain, siapa tau jodoh adikmu ada di situ.

Yang nggak kalah penting, resepsi itu pengumuman resmi ke publik. Rasulullah ﷺ bersabda:

“أَعْلِنُوا النِّكَاحَ” “Tampakkanlah (umumkanlah) pernikahan.” (HR. Al-Baihaqi)

Biar nggak ada fitnah, nggak ada yang suudzon, dan nasab anak jelas. Pernikahan yang diumumkan itu beda banget sama hubungan yang sembunyi-sembunyi. Jadi, jangan malu-maluin keluarga dengan nikah diam-diam, ya!

Insightnya, walimah itu bukan cuma soal makan-makan, tapi juga soal syukur, doa, silaturahmi, dan menjaga kehormatan. Nggak harus mewah, yang penting niatnya tulus dan manfaatnya terasa. Kalau lagi bokek, cukup hidangan sederhana, yang penting suasana hangat dan penuh doa.

Penutupnya, mimin cuma mau bilang: “Resepsi itu kayak wifi, makin banyak yang terhubung, makin kuat sinyal kebahagiaannya!” Jadi, jangan lupa undang mimin kalau kamu nikah, siapa tau bisa dapet doorprize atau minimal nasi kotak.

Kamu punya pengalaman unik waktu resepsi? Atau pernah dapet undangan yang menunya nggak ketebak? Cerita dong di komentar, biar mimin nggak jadi satu-satunya yang suka ngumpulin undangan bekas! 🙃

Oh iya, satu lagi yang sering dilupain: resepsi itu juga jadi momen buat memperjelas status pernikahan di mata masyarakat. Biar nggak ada yang bisik-bisik tetangga, “Itu nikah beneran apa cuma settingan?” Dengan walimah, semua jadi jelas, nasab anak pun terjaga. Syekh Zakaria al-Anshari pernah bilang, tujuan walimah itu supaya nggak ada kecurigaan dan status anak jadi jelas. Jadi, jangan sampai nikahnya kayak sinetron, diam-diam tapi ending-nya bikin heboh sekampung!

Dan jangan lupa, walimah itu juga bentuk syukur. Syekh Musthafa al-Khin dkk. bilang, walimah itu wujud terima kasih ke Allah karena udah dipertemukan jodoh. Di situ, semua orang kumpul, saling doain, dan saling berbagi kebahagiaan. Kalau kata pepatah, “Bahagia itu menular, apalagi kalau ada nasi kebuli.”

Jadi, buat kamu yang lagi siap-siap nikah, nggak usah pusing mikirin resepsi harus mewah. Yang penting niatnya syukur, suasananya hangat, dan tamunya pulang bawa cerita seru (dan perut kenyang). Kalau ada yang mau nambahin hikmah lain soal resepsi, tulis di komentar ya. Siapa tau bisa jadi inspirasi buat calon pengantin lain!

Terkait

Lihat Semua