Coba deh, siapa yang tiap Subuh Jum’at langsung auto-mager pas dengar imam mulai baca, “Alif laam miim tanziil…”? Waduh, ini pasti surat As-Sajdah nih, pikir sebagian jamaah. Udah kebayang, rakaat pertama bakal lebih panjang dari biasanya. Ada yang diem-diem ngelirik jam tangan, ada juga yang pura-pura khusyuk padahal dalam hati ngitung: “Ini kira-kira imamnya tipe maraton atau sprint, ya?”
Tapi, pernah nggak sih kita mikir, kenapa sih Rasulullah SAW justru milih dua surat ini—As-Sajdah dan Al-Insan—buat dibaca di Subuh Jum’at? Emang nggak ada surat lain yang lebih pendek, gitu?
Ternyata, di balik pilihan itu ada hikmah yang dalem banget. Bukan sekadar biar jamaah latihan sabar, lho. Tapi ada pesan spiritual yang keren dan relevan banget buat hidup kita.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW selalu membaca dua surat ini di Subuh Jum’at. Bukan random, tapi memang ada alasan khusus. Dalam hadits disebutkan:
Nah, menurut para ulama, ada dua alasan utama kenapa dua surat ini jadi andalan di Subuh Jum’at. Pertama, karena di dalamnya ada kisah penciptaan Nabi Adam dan juga cerita tentang hari kiamat. Kedua, karena di surat As-Sajdah ada ayat sajdah—momen spesial buat sujud tilawah.
Imam As-Suyuthi pernah bilang, hikmah membaca dua surat ini adalah supaya kita inget sama dua momen penting: penciptaan manusia dan hari kiamat. Dua-duanya, by the way, terjadi di hari Jum’at. Jadi, tiap Subuh Jum’at, kita kayak di-reminder sama Allah: “Bro, kamu itu dulu nggak ada apa-apanya, diciptain dari tanah, dan nanti bakal balik lagi ke tanah. Jangan sombong!”
Ada juga ulama yang bilang, intinya biar kita dapat bonus sujud tilawah di Subuh Jum’at. Jadi, bukan cuma dapet pahala shalat berjamaah, tapi juga dapet pahala sujud tilawah. Double kill, istilah anak game.
Tapi, ada juga yang lebih fleksibel. Menurut sebagian ulama, nggak harus surat As-Sajdah dan Al-Insan kok. Surat apapun yang ada ayat sajdahnya juga boleh dibaca di Subuh Jum’at. Yang penting, ada momen sujud tilawahnya.
Keren, kan? Islam itu nggak kaku, tapi penuh makna di balik setiap amalan.
Ngomong-ngomong, suasana Subuh Jum’at itu emang beda. Udara masih seger, langit masih gelap, dan masjid biasanya lebih ramai dari hari biasa. Ada yang datang lebih awal, ada yang baru melek pas iqamah. Tapi semuanya sama-sama pengen dapet berkah Jum’at.
Kadang, pas imam mulai baca surat panjang, ada aja yang mulai gelisah. Tapi, justru di situlah latihan sabar dimulai. Sambil dengerin ayat-ayat tentang penciptaan manusia dan hari kiamat, kita diingetin buat nggak lupa diri. Hidup ini singkat, bro. Jangan sampai Subuh Jum’at cuma jadi rutinitas tanpa makna.
Coba deh, sekali-kali resapi makna ayat-ayat yang dibaca. Bayangin proses penciptaan manusia, dari tanah, jadi segumpal darah, sampai akhirnya bisa ngelakuin sujud di hadapan Allah. Atau bayangin suasana hari kiamat, ketika semua manusia dikumpulin, nggak ada yang bisa ngelak dari hisab.
Kalau udah kayak gitu, shalat Subuh Jum’at jadi lebih dari sekadar ritual. Ada refleksi, ada rasa syukur, dan ada semangat buat jadi manusia yang lebih baik.
Dan jangan lupa, setiap amalan sunah di hari Jum’at itu punya keutamaan sendiri. Mulai dari mandi, pakai wangi-wangian, sampai baca surat Al-Kahfi. Semua itu bagian dari paket komplit Jum’at berkah.
Jadi, next time kalau Subuh Jum’at tiba, jangan buru-buru ngeluh karena suratnya panjang. Siapin hati, resapi maknanya, dan nikmati momen sujud tilawahnya. Siapa tahu, justru di momen itu Allah kasih kita hidayah yang selama ini kita cari.
Wallahu a’lam.