Siapa yang tak kenal Imam Al-Baihaqi? Nama lengkapnya Abu Bakar Ahmad bin Al-Husain Al-Baihaqi, seorang ulama besar yang hidup di masa Daulah Abbasiyah. Lahir di Baihaq, Khurasan, pada tahun 384 H, beliau dikenal sebagai ulama hadis sekaligus ahli fikih bermadzhab Syafi’i. Namun, perjalanan hidup dan keilmuannya jauh lebih luas dari sekadar gelar itu.
Rihlah Ilmu dan Guru-Guru Hebat
Sejak usia 15 tahun, Imam Al-Baihaqi sudah menempuh perjalanan panjang menuntut ilmu. Ia berguru ke banyak ulama di berbagai negeri: dari Khurasan, Baghdad, Irak, Hijaz, hingga Al-Jibal. Meski “hanya” belajar pada sekitar 100 guru—jumlah yang lebih sedikit dibandingkan ulama lain—semangat dan kedalaman ilmunya membuatnya diakui sebagai salah satu ulama paling berpengaruh di zamannya.
Karya-Karya Monumental
Imam Al-Baihaqi dikenal produktif menulis. Karyanya mencapai ratusan, bahkan ribuan juz, membahas hadis, fikih, akidah, hingga sejarah. Beberapa karya terkenalnya antara lain:
- Al-Ma’rifah fi as-Sunan wa al-Atsar
- As-Sunan al-Kubra
- As-Sunan as-Shaghir
- Manaqib asy-Syafi’i
- Al-Asma’ wa ash-Shifat
Kitab-kitab ini menjadi rujukan penting dalam madzhab Syafi’i dan dunia Islam secara umum.
Pembela Madzhab Syafi’i
Imam Al-Baihaqi bukan sekadar pengumpul naskah fikih Syafi’i, tapi juga pembela dan penyebar ajaran Imam Syafi’i. Ia mengumpulkan, mengajarkan, dan membela pendapat-pendapat Syafi’i dengan argumentasi yang kuat. Bahkan, menurut Imam Adz-Dzahabi, jika Al-Baihaqi mau berijtihad dan membuat madzhab sendiri, ia mampu karena keluasan ilmunya.
Keteladanan di Tengah Zaman Kacau
Hidup di masa politik yang penuh gejolak, Imam Al-Baihaqi tetap kokoh menjaga prinsip dan keilmuannya. Ia tak hanya sibuk menulis dan mengajar, tapi juga berupaya menjaga kemurnian ajaran Islam di tengah berbagai paham yang bermunculan.
Warisan Abadi
Imam Al-Baihaqi adalah contoh ulama yang tak hanya cerdas, tapi juga rendah hati dan gigih. Ia membuktikan bahwa kualitas lebih utama daripada kuantitas, baik dalam menuntut ilmu maupun berkarya. Warisannya tetap hidup, menjadi inspirasi bagi para penuntut ilmu hingga hari ini.
“Jika Al-Baihaqi menginginkan madzhab sendiri dengan jalan berijtihad, maka ia mampu untuk itu karena ilmunya yang luas dan pengetahuannya yang mendalam mengenai masalah-masalah khilaf.” — Imam Adz-Dzahabi
Semoga kisah Imam Al-Baihaqi memotivasi kita untuk terus belajar, berkarya, dan menjaga tradisi keilmuan Islam dengan penuh semangat dan keikhlasan.