Umum 22 July 2025

Istri Aktif di Organisasi, Rumah Tangga Tetap Harmonis?

Istri Aktif di Organisasi, Rumah Tangga Tetap Harmonis?
Bagikan:

Pernah nggak sih, lo denger celetukan, “Istri itu tugasnya di rumah, ngurus suami dan anak!”? Atau malah jadi saksi debat emak-emak di arisan soal boleh nggaknya perempuan aktif di organisasi? Kadang, urusan beginian bisa lebih panas dari diskusi politik menjelang pemilu. Ada yang bilang, kalau istri sibuk organisasi, rumah tangga bisa berantakan. Ada juga yang ngotot, justru istri aktif itu bikin keluarga makin keren. Nah, mana yang bener?

Yuk, kita bahas santai, biar nggak ada yang baper. Soal istri aktif di organisasi, Islam tuh nggak seketat yang dibayangin. Nggak ada larangan mutlak, tapi juga nggak asal bebas kayak burung lepas. Semua ada aturannya, bro!

Pertama-tama, Islam itu adil banget. Allah sendiri udah bilang:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. an-Nahl [16]: 97)

Jadi, perempuan dan laki-laki itu setara dalam urusan pahala dan amal baik. Nggak ada tuh, perempuan harus selalu di belakang layar. Tapi, bukan berarti bebas sebebas-bebasnya juga. Ada prioritas yang harus dijaga.

Dalam rumah tangga, suami dan istri punya hak dan kewajiban masing-masing. Suami wajib jadi pemimpin, melindungi, dan menafkahi. Istri? Nggak kalah penting! Istri itu manajer rumah tangga, penenang hati, dan partner diskusi. Tapi, bukan berarti istri nggak boleh punya aktivitas di luar rumah.

Coba deh, bayangin kalau semua istri cuma di rumah, nggak ada yang jadi guru, dokter, aktivis sosial, atau pengurus masjid. Dunia bakal sepi inovasi! Islam justru mendorong perempuan untuk berkontribusi, asal tetap tahu prioritas. Rasulullah SAW pernah bersabda:

خَيْرُ النِّسَاءِ تَسُرُّكَ إِذَا أَبْصَرْتَ، وَتُطِيعُكَ إِذَا أَمَرْتَ، وَتَحْفَظُ غَيْبَكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِكَ
"Sebaik-baik istri adalah yang dapat menyenangkan hatimu bila kamu melihatnya, taat kepadamu bila kamu suruh, serta dapat menjaga kehormatan dirinya dan hartamu, di kala kamu sedang tidak di rumah." (HR. ath-Thabrani)

Jadi, kuncinya ada di komunikasi dan saling pengertian. Istri boleh aktif di organisasi, asal nggak lupa sama tugas utama di rumah. Kalau ada bentrok jadwal, diskusiin bareng suami. Cari solusi, bukan cari alasan buat ribut.

Kadang, ada juga yang bilang, “Istri itu harus selalu nurut suami!” Eits, jangan salah paham. Nurut itu bukan berarti nggak boleh punya pendapat atau aktivitas. Islam ngajarin musyawarah, bukan diktatoran. Suami yang bijak pasti dukung istrinya berkembang, asal nggak ngorbanin keluarga.

Nah, gimana kalau ada benturan antara kepentingan organisasi dan keluarga? Islam kasih solusi elegan: pilih yang manfaatnya lebih besar dan mudaratnya paling kecil. Kalau bisa, dua-duanya jalan. Kalau nggak bisa, prioritasin yang lebih penting. Misal, ada rapat organisasi barengan sama acara keluarga, ya diskusiin, cari waktu yang pas. Jangan sampe rumah tangga jadi korban ambisi pribadi.

Oh iya, jangan lupa juga, istri punya hak buat berkembang dan berkontribusi di masyarakat. Tapi, tetap harus jaga adab dan etika. Jangan sampe aktif di luar, tapi rumah berantakan. Jangan juga terlalu sibuk di rumah, sampe lupa dunia luar. Hidup itu soal keseimbangan, sis!

Intinya, istri aktif di organisasi itu boleh, bahkan dianjurkan kalau tujuannya amar ma’ruf nahi munkar. Tapi, jangan lupa, keluarga tetap prioritas utama. Komunikasi sama suami, atur waktu, dan saling support. Rumah tangga harmonis, organisasi jalan, pahala pun mengalir deras.

Jadi, next time ada yang nyinyir soal istri aktif di organisasi, cukup senyum dan bilang, “Yang penting, rumah tangga tetap harmonis, organisasi juga jalan!” Hidup udah cukup ribet, jangan ditambahin drama baru. Wallahu a’lam.

Terkait

Lihat Semua