Umum 22 July 2025

Jual Beli Akun Medsos, Halal Nggak Sih?

Jual Beli Akun Medsos, Halal Nggak Sih?
Bagikan:

Pernah nggak, lagi rebahan sambil scroll marketplace, tiba-tiba nemu iklan, “Akun Instagram 10K followers, ready transfer!” atau “Channel YouTube siap cuan, harga miring!” Rasanya kayak liat promo cuci gudang, tapi yang dijual bukan baju, melainkan identitas digital. Dunia makin aneh, bro!

Zaman sekarang, jual beli akun medsos udah kayak jual beli gorengan. Ada yang butuh buat bisnis, ada yang pengen instan jadi seleb, ada juga yang sekadar iseng. Tapi, pernah nggak sih kepikiran: ini halal nggak ya menurut Islam? Jangan-jangan, kita udah asik transaksi, eh ternyata malah nyemplung ke kolam dosa. Duh, jangan sampe deh!

Ngomongin akun medsos, sebenernya ini harta, identitas, atau cuma deretan username dan password doang? Buat sebagian orang, akun medsos itu aset digital. Ada nilainya, bisa dijual, bahkan diwariskan. Tapi di sisi lain, akun juga mewakili identitas pemiliknya. Followers, subscriber, like, itu semua bagian dari “modal sosial” yang kadang lebih mahal dari modal usaha.

Nah, di sinilah letak masalahnya. Jual beli akun nggak sesimpel jual beli sandal di pasar. Ada banyak aspek yang harus dipikirin, mulai dari kejujuran, hak pengikut, sampai potensi mudarat. Dan, nggak semua jual beli akun itu sama. Ada yang sah, ada yang makruh, bahkan ada yang haram banget. Yuk, kita bedah satu-satu biar nggak salah langkah.

Bayangin, kamu beli akun yang followers-nya organik, dibangun dari nol, dan nggak ada tipu-tipu. Kalau akun dijual dan pemilik lama masih bisa akses, hukumnya kayak endorse atau sewa jasa (ijarah). Boleh, asal transparan. Tapi kalau akun udah full pindah tangan, dan masih pakai nama serta identitas pemilik lama, hati-hati! Ini bisa masuk kategori tadlis alias pemalsuan. Apalagi kalau dipakai buat nipu atau menyesatkan followers. Udah deh, dosa dobel!

Kalau identitas diubah total, followers bisa jadi korban. Mereka follow karena konten A, eh tiba-tiba berubah jadi konten B yang nggak jelas. Ini namanya idlrar—merugikan orang lain secara nggak langsung. Dalam mazhab Syafi’i, kalau kerugiannya bisa dihitung, bisa dituntut ganti rugi. Kalau nggak, ya followers bebas unfollow.

Nah, ada juga akun yang followers-nya didapat dari iklan resmi. Ini legal, karena platform memang menyediakan fitur itu. Jual beli akun hasil promosi kayak gini hukumnya sama kayak jual beli akun resmi. Asal nggak ada tipu-tipu, insya Allah aman.

Tapi, yang sering jadi biang masalah itu akun yang followers, like, atau subscribernya hasil rekayasa mesin alias bot. Secara akad, jual belinya sah, tapi pelakunya udah berbuat maksiat karena ada unsur ghabn (kecurangan). Akun kayak gini biasanya dipakai buat pamer atau nipu. Kalau dipakai buat menyebar info, infonya jadi najasy (provokasi/penipuan). Dosa? Jelas, bestie.

Yang paling ngeri, akun hasil bobolan alias hack, terus dijual ke orang lain. Ini udah jelas haram, sama kayak jual beli barang curian. Akun itu harta, dan membobol akun sama aja kayak nyolong dompet orang. Kalau nekat beli, pembeli juga ikut dosa. Bahkan bisa kena sanksi pidana kalau ketahuan. Jadi, jangan pernah tergoda harga miring dari akun hasil hack. Murahnya nggak sebanding sama dosanya.

Seringkali, yang jadi korban dalam jual beli akun adalah followers. Mereka follow karena suka sama konten atau kepribadian pemilik lama. Begitu akun dijual, isinya berubah total. Followers bisa kecewa, bahkan merasa tertipu. Dalam Islam, hak followers harus dijaga. Jangan sampai mereka jadi korban perubahan yang nggak mereka setujui. Kalau mau jual akun, minimal kasih info ke followers, biar mereka bisa pilih lanjut atau cabut.

Coba deh, bayangin dialog batin followers:

“Lho, kok tiba-tiba akun yang gue follow isinya jualan skincare? Bukannya kemarin masih quotes galau?”

Atau, “Eh, ini siapa sih admin barunya? Kok postingannya beda banget sama yang dulu?”

Bahkan, ada yang sampai DM admin baru, “Bang, lo siapa? Admin lama ke mana?”

Kocak sih, tapi juga nyesek. Karena di balik angka followers, ada perasaan dan ekspektasi manusia beneran.

Jadi, sebelum tergiur cuan instan dari jual beli akun, pikirin juga dampaknya ke followers. Jangan sampe mereka jadi korban perubahan yang nggak mereka setujui. Dalam Islam, menjaga hak orang lain itu penting banget, bro!

Ngomong-ngomong soal hukum, jual beli akun medsos itu nggak sesimpel transfer uang terus dapet username dan password. Ada banyak aspek syariah yang harus dipikirin: kejujuran, hak followers, dan potensi mudarat. Kalau mau aman, bangun akun dari nol, rawat dengan baik, dan gunakan untuk kebaikan. Kalau pun harus jual, pastikan semua pihak tahu dan rela. Jangan sampai demi cuan, kita malah nyemplung ke jurang dosa.

Hidup di era digital itu penuh godaan. Tapi ingat, rezeki yang berkah itu lebih mahal dari sekadar angka followers atau subscriber. Jadi, sebelum klik “beli akun”, mending klik “istighfar” dulu. Wallahu a’lam.

Terkait

Lihat Semua