Pendidikan 22 July 2025

Lima Rahasia Kalender Masehi yang Jarang Diketahui, Bikin Kaget!

Lima Rahasia Kalender Masehi yang Jarang Diketahui, Bikin Kaget!
Bagikan:

Kamu pernah nggak sih, tiba-tiba mikir, “Lho, kok kita pakai kalender Januari-Desember, padahal kita muslim?” Eits, jangan-jangan selama ini kita cuma ikut-ikutan tren tanpa tahu sejarahnya. Nah, mimin mau bocorin lima rahasia di balik kalender masehi yang mungkin bikin kamu mikir dua kali sebelum bilang “Happy New Year!” dengan semangat 45.

Jadi gini, kalender masehi itu aslinya syi’ar agama Nasrani, lho! Nama “masehi” sendiri diambil dari Nabi Isa ‘alaihis salam, karena awal penanggalannya dihitung dari tahun kelahiran beliau. Jadi, setiap kali kita nulis “2025 M”, itu sebenarnya lagi ngiklanin simbol agama lain secara gratis. Duh, mimin jadi mikir, masa sih kita rela syi’ar muslimin kayak kalender Hijriyah malah makin pudar? Kalau bukan kita yang bangga sama kalender sendiri, siapa lagi dong?

Ngomong-ngomong soal nama bulan, kamu tahu nggak, ternyata banyak nama bulan di kalender masehi itu diambil dari nama dewa, dewi, dan kaisar Romawi. Nih, mimin kasih contekan: Januari dari Janus (dewa permulaan), Februari dari Februus (dewa pemurnian), Maret dari Mars (dewa perang), April dari Aphrodite (dewi cinta), Mei dari Maia (dewi kelahiran), Juni dari Juno (dewi bulan), Juli dari Julius Caesar, dan Agustus dari Augustus (kaisar Romawi). Kebayang nggak, tiap kali kita nyebut nama bulan, itu kayak lagi sebutin nama-nama “idola” Romawi zaman old. Kalau bukan karena kebutuhan, rasanya hati ini ogah banget deh, apalagi buat yang suka dzikir, masa iya lidahnya lebih fasih nyebut nama dewa daripada ayat suci?

Nah, yang lebih seru lagi, pakai kalender masehi itu termasuk tasyabbuh alias meniru-niru simbol orang kafir. Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

من تشبه بقوم فهو منهم
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia bagian dari kaum itu.” (HR. Abu Dawud, Syaikh Al-Albani menyatakan derajatnya hasan shahih)

Jadi, hati-hati ya, jangan sampai kita kehilangan identitas cuma gara-gara ikut-ikutan tren. Syaikh Shalih Al-Fauzan juga bilang, memang nggak sampai jadi loyal sama orang kafir, tapi tetap aja itu bentuk tasyabbuh. Duh, jangan sampai deh, gengs!

Sejarahnya, umat Islam dulu tuh bangga banget pakai kalender Hijriyah. Tapi sejak penjajahan, banyak yang “lupa” sama kalender sendiri. Kata Syaikh Al-‘Utsaimin, kalau umat Islam melupakan syi’ar kayak kalender Hijriyah, itu sama aja kayak lupa jati diri. Padahal, Allah udah kasih kita identitas yang keren banget:

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) ilmu dan amal, untuk dimenangkan-Nya atas segala agama lain, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (At-Taubah:33)

Jadi, yuk, mulai sekarang jangan malu-maluin kalender Hijriyah. Bukan berarti anti segala hal dari luar, tapi jangan sampai identitas kita luntur cuma gara-gara ikut-ikutan. Islam itu tinggi, bro, dan nggak ada yang bisa merendahkannya kecuali kita sendiri yang minder.

Terakhir, mimin mau kasih insight: pakai kalender masehi dan ninggalin Hijriyah itu kayak “dijajah” secara karakter. Kata Syaikh Al-‘Utsaimin, dulu penjajah sengaja ganti kalender biar umat Islam lupa sama jati dirinya. Duh, jangan sampai deh, kita jadi generasi yang lupa asal-usul!

Tapi tenang, ada kondisi tertentu kok yang membolehkan pakai kalender masehi, misal buat urusan administrasi negara atau hal yang nggak bisa dihindari. Tapi, yuk, tetap bangga sama kalender sendiri!

Makanya, mulai sekarang, yuk, biasain cek tanggal Hijriyah juga. Siapa tahu, hidup kita jadi lebih berkah dan nggak gampang baper tiap awal tahun. Setuju nggak? Cerita dong di komentar, siapa yang masih suka lupa tanggal Hijriyah? Biar mimin nggak merasa jadi satu-satunya yang suka “kudet” soal kalender sendiri! 😁

Terkait

Lihat Semua