Kalau dengar kata “sujud”, apa yang langsung terlintas di kepala? Mungkin ada yang kebayang posisi nempel jidat ke sajadah, ada juga yang inget suasana masjid pas subuh, atau malah keinget masa kecil waktu belajar shalat sama bapak di rumah. Tapi, bro, ternyata kata “sujud” di Al-Qur’an itu maknanya luas banget. Bukan cuma soal gerakan fisik, tapi juga soal pengakuan, penghormatan, bahkan soal ketundukan alam semesta.
Coba deh, inget kisah malaikat disuruh sujud ke Nabi Adam. Ini bukan sujud sembarangan, tapi bentuk penghormatan dan pengakuan kelebihan Adam. Allah berfirman:
Ada juga sujud yang artinya pengakuan salah dan menerima kebenaran. Kayak para penyihir Fir’aun yang langsung sujud pas lihat mukjizat Nabi Musa. Allah bilang:
Bahkan, bintang dan pohon pun “sujud” ke Allah. Bukan berarti mereka shalat kayak kita, tapi tunduk pada hukum-hukum Allah di alam semesta:
Jadi, sujud itu bukan cuma soal fisik. Sujud itu soal sikap hati, soal tunduk, soal ngakuin ada yang lebih hebat dari kita. Dan dari kata “sujud” inilah lahir istilah “masjid”. Tempat paling sakral buat nempel jidat, tapi juga tempat buat nundukin ego, tempat buat belajar jadi manusia yang rendah hati.
Masjid itu, bro, bukan sekadar bangunan. Dari akar katanya aja udah jelas: masjid dari “sajada”—tempat bersujud. Makanya, masjid harusnya jadi pusat perubahan. Bukan cuma tempat shalat, tapi juga tempat belajar, tempat berbagi, tempat ngerasain kebersamaan, dan tempat ngelatih diri buat jadi lebih baik.
Allah juga nyuruh kita bertasbih di masjid, bukan cuma ngucap “Subhanallah”, tapi juga menjaga takwa, hubungan sama Allah, sama manusia, dan sama alam:
“Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya pada waktu pagi dan petang, orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan, dan tidak (pula) oleh jual-beli, atau aktivitas apapun dan mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, membayarkan zakat, mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang.” (QS An-Nur: 36-37)
Jadi, masjid itu bukan cuma tempat sujud, tapi juga titik tolak perubahan. Tempat kita belajar takwa, bukan cuma hablum minallah, tapi juga hablum minannas dan hablum minal alam. Masjid harusnya jadi pusat keadilan, pusat kebaikan, dan pusat inspirasi buat semua.
Next time masuk masjid, jangan cuma mikir soal nempel jidat. Rasain maknanya, resapi suasananya, dan bawa pulang semangat sujud itu ke kehidupan sehari-hari. Karena sejatinya, sujud itu bukan cuma di masjid, tapi di setiap aspek hidup kita.
Wallahu a’lam.