Kamu tau nggak, ada satu momen awkward yang sering banget kejadian: lagi asik silaturahmi ke rumah mertua, eh, tiba-tiba salaman sama ibu mertua. Otomatis, otak langsung loading, “Waduh, wudhu gue batal nggak ya?” Tenang, kamu nggak sendirian, mimin juga pernah kok ngerasain deg-degan kayak gitu. Apalagi kalau mertua tipe yang suka nyapa pake sentuhan, bukan cuma kata-kata. Rasanya kayak lagi main tebak-tebakan, “Ini batal nggak sih?”
Daripada overthinking berjamaah, yuk kita bahas bareng soal hukum menyentuh mertua dan wudhu. Siapa tau abis baca ini, kamu bisa lebih santai pas ketemu mertua. Sambil ngopi, biar makin rileks!
Jadi gini, dalam kehidupan sehari-hari, interaksi sama keluarga itu udah biasa. Tapi kalau sama mertua, kadang suka ada rasa canggung. Mau salaman takut, nggak salaman takut dibilang nggak sopan. Apalagi kalau mertua udah kayak orang tua sendiri, tapi tetap aja, status “mertua” itu kadang bikin deg-degan. Kayak lagi main game, salah langkah dikit, langsung game over (alias batal wudhu?).
Dalam Islam, ada ayat yang sering jadi rujukan soal batalnya wudhu karena bersentuhan:
اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ Tapi, para ulama sepakat, yang dimaksud “menyentuh” di sini adalah menyentuh lawan jenis yang bukan mahram. Nah, mertua itu statusnya mahram karena pernikahan (mushaharah). Jadi, menurut mayoritas ulama, termasuk Imam Syafi’i, menyentuh mertua nggak membatalkan wudhu. Bahkan, kalaupun nggak sengaja ada rasa “deg-degan” (syahwat), tetap nggak batal. Tapi, ya… kalau sampai ada syahwat, itu udah masuk wilayah haram. Jangan dicontoh ya, bro!
Imam Al-Baghawi juga pernah bilang:
“Jika seorang pria menyentuh wanita dari para mahramnya baik sebab nasab, radha’ atau mushaharah, maka… yang paling kuat mengatakan hal tersebut tidak membatalkan wudhu, meskipun dalam keadaan syahwat.”
Jadi, intinya: wudhu kamu aman, asal niatnya tetap lurus dan nggak aneh-aneh. Kadang kita suka ribet sendiri sama hukum-hukum agama, padahal Islam itu memudahkan. Allah tahu kok, hubungan mertua dan menantu itu kayak keluarga sendiri. Yang penting, jaga adab dan niat. Kalau salaman sama mertua, nggak usah panik. Tapi kalau sampai ada rasa yang nggak wajar, nah itu yang harus diwaspadai. Bukan soal wudhu, tapi soal hati.
Jadi, lain kali kalau salaman sama mertua, jangan buru-buru lari ke kamar mandi buat wudhu lagi. Kecuali emang mau ngademin hati yang deg-degan ketemu mertua, hehe. Ingat, yang penting niatnya baik, adab dijaga, dan jangan sampai salah fokus. Mertua itu keluarga, bukan lawan!
Kamu pernah ngalamin momen canggung sama mertua? Atau punya cerita lucu soal wudhu dan keluarga? Cerita dong di komentar, biar mimin nggak jadi satu-satunya yang suka overthinking soal beginian! 🙃
“Atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapati air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci).” (QS An-Nisa’: 43)
Tapi, para ulama sepakat, yang dimaksud “menyentuh” di sini adalah menyentuh lawan jenis yang bukan mahram. Nah, mertua itu statusnya mahram karena pernikahan (mushaharah). Jadi, menurut mayoritas ulama, termasuk Imam Syafi’i, menyentuh mertua nggak membatalkan wudhu. Bahkan, kalaupun nggak sengaja ada rasa “deg-degan” (syahwat), tetap nggak batal. Tapi, ya… kalau sampai ada syahwat, itu udah masuk wilayah haram. Jangan dicontoh ya, bro!
Imam Al-Baghawi juga pernah bilang:
“Jika seorang pria menyentuh wanita dari para mahramnya baik sebab nasab, radha’ atau mushaharah, maka… yang paling kuat mengatakan hal tersebut tidak membatalkan wudhu, meskipun dalam keadaan syahwat.”
Jadi, intinya: wudhu kamu aman, asal niatnya tetap lurus dan nggak aneh-aneh. Kadang kita suka ribet sendiri sama hukum-hukum agama, padahal Islam itu memudahkan. Allah tahu kok, hubungan mertua dan menantu itu kayak keluarga sendiri. Yang penting, jaga adab dan niat. Kalau salaman sama mertua, nggak usah panik. Tapi kalau sampai ada rasa yang nggak wajar, nah itu yang harus diwaspadai. Bukan soal wudhu, tapi soal hati.
Jadi, lain kali kalau salaman sama mertua, jangan buru-buru lari ke kamar mandi buat wudhu lagi. Kecuali emang mau ngademin hati yang deg-degan ketemu mertua, hehe. Ingat, yang penting niatnya baik, adab dijaga, dan jangan sampai salah fokus. Mertua itu keluarga, bukan lawan!
Kamu pernah ngalamin momen canggung sama mertua? Atau punya cerita lucu soal wudhu dan keluarga? Cerita dong di komentar, biar mimin nggak jadi satu-satunya yang suka overthinking soal beginian! 🙃