Edukasi Lingkungan Gaya Hidup 24 July 2025

Merawat Tanaman Hias di Musim Panas: Seni Bertahan di Tengah Terik

Merawat Tanaman Hias di Musim Panas: Seni Bertahan di Tengah Terik
Bagikan:

Menjaga tanaman hias di tengah musim panas Saudi Arabia bukan sekadar perkara menyiram dan menaruh pot di sudut ruangan. Ada seni tersendiri dalam merawat makhluk hijau ini, apalagi ketika suhu di luar menari di angka 40 derajat Celsius. Mungkin kamu pernah bertanya-tanya, mengapa ada orang yang rela repot-repot mengurus tanaman di tengah cuaca ekstrem? Jawabannya sederhana: tanaman bukan sekadar dekorasi, tapi juga sumber ketenangan, pengingat akan harmoni alam, dan—percaya atau tidak—penyelamat kesehatan mental di tengah hiruk-pikuk kota besar.

Mari kita mulai dengan satu pengamatan sederhana: kehadiran tanaman di rumah itu seperti menghadirkan oase kecil di tengah padang pasir. Setiap daun yang tumbuh, setiap tunas yang muncul, seolah menjadi penanda bahwa kehidupan selalu menemukan jalannya, bahkan di lingkungan yang tampak tidak bersahabat. Ada penelitian yang menyebutkan, merawat tanaman bisa menurunkan kadar stres dan membuat suasana hati lebih stabil. Tidak heran, banyak orang yang merasa “pulang” ketika melihat hijaunya dedaunan di ruang tamu mereka.

Namun, musim panas di Saudi Arabia jelas bukan musim yang ramah bagi tanaman hias. Tantangannya bukan hanya soal panas, tapi juga udara kering yang membuat kelembapan ruangan turun drastis. Di sinilah seni merawat tanaman benar-benar diuji. Arwa Al-Otaibi, seorang pecinta botani, pernah berkata bahwa sentuhan pada daun dan tanah bisa menurunkan kadar kortisol—hormon stres—dalam tubuh. Bayangkan, hanya dengan menyentuh daun, kamu sudah berinvestasi pada kesehatan mentalmu.

Tapi, tentu saja, tidak semua tanaman bisa diperlakukan sama. Ada yang suka berjemur di bawah sinar matahari langsung, ada pula yang lebih memilih cahaya tidak langsung. Menentukan posisi pot di rumah menjadi semacam strategi: mana yang harus dekat jendela, mana yang cukup di pojok ruangan. Salah menempatkan, bisa-bisa tanamanmu layu sebelum sempat berbunga.

Selain penempatan, waktu penyiraman juga krusial. Di musim panas, air menguap lebih cepat. Tapi, jangan sampai terjebak pada logika “semakin panas, semakin banyak air”—karena overwatering justru bisa membunuh tanaman. Triknya, gunakan pot dengan drainase baik dan siram di pagi hari atau setelah matahari terbenam. Ini bukan sekadar rutinitas, tapi bentuk perhatian pada ritme hidup tanaman.

Pernahkah kamu memperhatikan, bagaimana suasana ruangan berubah ketika ada tanaman yang tumbuh subur? Ada semacam energi positif yang mengalir, membuat rumah terasa lebih hidup. Bahkan, menurut penelitian di Journal of Physiological Anthropology, memindahkan atau merawat tanaman bisa menurunkan tekanan darah dan membuat seseorang merasa lebih nyaman. Ini bukan sekadar klaim tanpa dasar, tapi hasil observasi ilmiah yang bisa kamu rasakan sendiri.

Tentu, menjaga suhu ruangan tetap sejuk juga penting. Idealnya, suhu di dalam rumah tidak lebih dari 25 derajat Celsius. Jika harus meninggalkan rumah, usahakan ada ventilasi atau jendela yang sedikit terbuka agar sirkulasi udara tetap terjaga. Beberapa orang bahkan memilih untuk mengelompokkan tanaman agar tercipta mikroklimat yang lebih lembap di sekitarnya. Misting atau menyemprot daun dengan air juga bisa membantu menjaga kelembapan, terutama di ruangan ber-AC.

Menariknya, merawat tanaman di musim panas juga mengajarkan kita tentang kesabaran dan konsistensi. Tidak ada hasil instan; butuh waktu untuk melihat daun baru tumbuh atau bunga mekar. Proses ini, secara tidak langsung, mengajarkan kita untuk lebih sabar dalam menjalani hidup—bahwa segala sesuatu yang baik memang butuh waktu dan perhatian.

Ada satu analogi menarik: merawat tanaman di musim panas itu seperti membangun hubungan. Butuh pengamatan, penyesuaian, dan kadang-kadang, keberanian untuk mencoba hal baru. Misalnya, mengganti media tanam, memindahkan pot, atau bahkan merelakan tanaman yang sudah tidak bisa diselamatkan. Setiap keputusan kecil yang kamu ambil, pada akhirnya membentuk ekosistem kecil di rumahmu.

Bagi sebagian orang, tanaman adalah teman bicara yang setia. Ada yang percaya, berbicara pada tanaman bisa membuat mereka tumbuh lebih baik. Apakah ini mitos atau fakta? Sains memang belum sepenuhnya sepakat, tapi yang jelas, interaksi ini membuat kita lebih mindful dan terhubung dengan alam.

Pada akhirnya, merawat tanaman di musim panas Saudi Arabia bukan sekadar tentang bertahan hidup, tapi juga tentang menemukan makna dalam proses merawat. Setiap tetes air, setiap sentuhan pada daun, adalah bentuk kepedulian yang—secara tidak langsung—membentuk karakter kita. Jadi, jika kamu merasa lelah dengan rutinitas harian, cobalah luangkan waktu untuk merawat tanaman. Siapa tahu, di balik daun yang hijau itu, ada pelajaran hidup yang menunggu untuk kamu temukan.

Terkait

Lihat Semua