Pernahkah Kamu merasa seperti dunia ini terlalu berat untuk ditanggung? Seperti ada beban yang terus menekan dada, membuatmu sulit bernapas? Kalau iya, aku ingin bilang: Kamu nggak sendirian. Banyak dari kita pernah ada di titik itu. Dan nggak apa-apa, benar-benar nggak apa-apa untuk merasa seperti itu.

Mungkin hari ini Kamu merasa lelah. Bukan hanya lelah fisik, tapi juga lelah batin. Seperti ada kekosongan yang nggak bisa diisi, meskipun Kamu sudah mencoba segalanya. Aku paham, rasanya seperti berjalan di lorong gelap tanpa tahu kapan cahaya akan muncul. Tapi, izinkan aku menemanimu sejenak di sini, lewat cerita ini.

Hari itu, seorang laki-laki berjalan pulang dengan langkah gontai. Sepanjang hari, dia sudah berkeliling mencari pekerjaan, mengetuk pintu demi pintu, tapi semuanya nihil. Matahari sudah tenggelam, dan dia pulang dengan tangan kosong. Di rumah, istri dan anak-anaknya menunggu dengan harapan yang diam-diam mereka simpan di hati.

“Apa hari ini nggak ada makanan, Bang?” tanya istrinya dengan suara pelan, mencoba menyembunyikan rasa kecewanya.

Dia hanya bisa menggeleng. “Maaf, aku sudah coba, tapi nggak ada rezeki hari ini,” jawabnya lirih.

Anak-anaknya yang masih kecil hanya menatap dengan mata penuh harap. Tapi, mereka nggak menangis. Mereka tahu, ayah mereka sudah berusaha sekuat tenaga. Dan di situ, laki-laki itu merasa hatinya hancur. Bukan karena dia lapar, tapi karena dia merasa gagal sebagai kepala keluarga.

Malam itu, setelah semua orang di rumah tertidur, laki-laki ini memutuskan untuk keluar lagi. Dia nggak tahu harus ke mana, tapi hatinya berkata untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dia berjalan menuju masjid terdekat, yang gelap dan sepi. Dengan penerangan seadanya, dia mengambil wudu dan mulai salat.

“Ya Allah, aku nggak tahu harus ke mana lagi. Anak dan istriku belum makan. Berikanlah kami rezeki, ya Allah,” doanya dengan suara bergetar.

Air matanya mengalir deras. Dia merasa begitu kecil dan tak berdaya. Tapi, di saat yang sama, dia juga merasa dekat dengan Allah. Dia yakin, Allah nggak akan meninggalkannya. Dan di situ, di tengah malam yang sunyi, dia menemukan sedikit ketenangan.

Di tempat lain, seorang raja sedang gelisah. Malam itu, dia merasa hatinya begitu berat, seolah-olah ada sesuatu yang salah. Dia pun memutuskan untuk bersedekah. Dengan membawa beberapa kantong emas, dia naik kuda dan berdoa, “Ya Allah, tunjukkan aku kepada orang yang membutuhkan sedekah ini.”

Tanpa memegang kendali kudanya, dia membiarkan Allah yang menuntunnya. Kudanya berjalan tanpa arah, hingga akhirnya berhenti di depan masjid tempat laki-laki tadi berdoa.

Raja itu masuk ke masjid dan melihat laki-laki tersebut sedang berdoa. Dia mendekat dan mendengarkan doa laki-laki itu. Hatinya tersentuh. Setelah laki-laki itu selesai berdoa, raja menyapanya.

“Assalamu’alaikum,” kata raja.

“Wa’alaikumussalam,” jawab laki-laki itu, terkejut melihat ada orang lain di masjid.

Raja itu berkata, “Aku mendengar doamu. Ini ada beberapa kantong emas untukmu. Gunakanlah untuk keluargamu.”

Laki-laki itu terdiam, matanya berkaca-kaca. “Terima kasih, Tuan. Tapi, aku hanya meminta kepada Allah. Jika aku masih membutuhkan sesuatu, aku akan meminta kepada-Nya, bukan kepada manusia.”

Raja itu tersenyum. “Ketahuilah, Allah yang menggerakkan aku untuk datang ke sini.”

Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya sabar dan tawakal. Laki-laki itu nggak menyerah meskipun hidupnya penuh cobaan. Dia tetap berusaha dan berdoa, dan akhirnya Allah memberikan jalan keluar yang nggak disangka-sangka.

Kadang, kita merasa hidup ini begitu berat. Tapi, ingatlah, di setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Allah nggak akan membiarkan hamba-Nya menderita tanpa alasan. Cobaan adalah cara Allah untuk menguatkan kita.

Jadi, kalau Kamu sedang menghadapi masalah, nggak apa-apa untuk merasa lelah. Nggak apa-apa untuk menangis. Tapi, jangan lupa, Allah selalu ada untukmu. Dan di setiap doa yang Kamu panjatkan, ada harapan yang menunggu untuk terwujud.