Warga +62, siapa yang nggak pernah denger suara sound horeg pas hajatan? Kadang volumenya sampe bikin jendela bergetar, burung-burung migrasi, dan tetangga sebelah jadi hafal playlist dangdut terbaru. Tapi, kali ini ada kabar panas: MUI Jawa Timur resmi mengeluarkan fatwa haram buat sound horeg yang kebablasan!
Fatwa Nomor 1 Tahun 2025 ini bilang, kalau suara sound system udah kelewat batas wajar dan bikin orang lain rugi—entah telinga budeg, bayi nangis, atau kakek-kakek gagal tidur siang—itu haram hukumnya. Bahkan, kalau ada yang dirugikan, wajib ganti rugi! Jadi, nggak bisa lagi tuh alasan, “Biar rame, Min!”
Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak, juga angkat suara. Kata beliau, ulama dan pemerintah itu kayak duet maut: sama-sama pengen masyarakat tertib dan damai. Emil bilang, pemerintah bakal nyelarasin regulasi sama fatwa ini, biar pelaku bisnis sound horeg nggak langsung gulung tikar, tapi juga warga nggak perlu lagi pakai earplug tiap ada hajatan.
MUI sendiri nggak anti teknologi, kok. Yang penting, penggunaannya nggak ganggu orang lain. Jadi, kalau mau hajatan, konser, atau pengajian, pastikan volumenya nggak kayak jet lepas landas. Ingat, suara keras itu bukan tanda kebahagiaan, tapi kadang malah bikin tetangga pengen demo!
Pesan mimin: Hidup itu udah rame, jangan ditambahin noise polusi. Hormati tetangga, patuhi fatwa, dan kalau mau joget, cukup di hati aja. Setuju? Share ke grup RT, biar nggak ada lagi perang volume antar hajatan!