Sejarah Islam Refleksi Dunia Islam 24 July 2025

Pembebasan Damaskus: Jalan Menuju Al-Aqsha

Pembebasan Damaskus: Jalan Menuju Al-Aqsha
Bagikan:

Kamu pernah merenung, bagaimana sejarah besar bisa terulang di zaman modern? Pembebasan Damaskus pada 2024 menjadi babak baru yang menggetarkan hati umat Islam. Bukan sekadar kemenangan militer, tapi juga pertanda bahwa janji Allah tentang pembebasan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha semakin dekat.

Peristiwa ini bukan kebetulan. Dalam 14 bulan terakhir, dunia menyaksikan perubahan besar: dari Badai Al-Aqsha, pembebasan Aleppo, Hama, hingga puncaknya Damaskus. Semua terjadi bertepatan dengan peringatan 1430 tahun kemenangan Umar bin Khattab atas Baitulmaqdis. Sejarah seolah berulang, mengingatkan kita pada strategi Umar dan Salahuddin Al-Ayyubi yang selalu memulai pembebasan dari Damaskus sebelum menuju Al-Aqsha.

Teori Lingkaran Berkah Baitulmaqdis menegaskan pentingnya empat negara kunci: Mesir, Suriah, Irak, dan Turki. Selama rezim tirani dan kekuatan asing bercokol di negeri-negeri ini, pembebasan Al-Aqsha hanya mimpi. Namun, dengan runtuhnya rezim Assad di Suriah, harapan itu kembali menyala. Suriah, yang selama puluhan tahun menjadi pilar kekuatan asing dan penindasan, kini membuka jalan bagi kebangkitan umat.

Sejarah membuktikan, pembebasan Damaskus selalu menjadi langkah awal menuju Baitulmaqdis. Umar bin Khattab menaklukkan Damaskus sebelum merebut Al-Aqsha. Salahuddin Al-Ayyubi pun demikian: ia menyatukan Mesir dan Bilad as-Sham, menumbangkan kolaborator lokal, baru kemudian mengalahkan Tentara Salib di Hittin dan membebaskan Al-Aqsha.

Dalam konteks modern, pembebasan Suriah dari rezim tirani dan pendudukan asing adalah kunci. Tanpa itu, kekuatan umat akan selalu terpecah dan Baitulmaqdis tetap terjajah. Allah berfirman dalam Surah Al-Isra ayat 7:

وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ
"Dan agar mereka memasuki masjid sebagaimana mereka memasukinya pertama kali." (QS. Al-Isra: 7)

Kemenangan ini adalah buah dari persiapan matang, persatuan, dan keyakinan pada janji Allah. Umat Islam harus belajar dari sejarah: membebaskan negeri-negeri kunci, membangun persatuan politik dan militer, serta menumbuhkan kesadaran geopolitik. Hanya dengan itu, pembebasan Al-Aqsha akan menjadi kenyataan, bukan sekadar impian.

Sebagai penutup, mari kita refleksikan: sudahkah kita berkontribusi dalam perjuangan umat, sekecil apapun? Dengan ilmu, doa, dan solidaritas, insya Allah kita akan menyaksikan hari di mana Masjid Al-Aqsha kembali merdeka, dan umat Islam bersujud syukur di dalamnya.

Terkait

Lihat Semua