Pernah nggak sih, kamu lagi scroll medsos, tiba-tiba nemu komentar pedas yang nuduh orang lain berbuat zina? Kadang cuma modal capslock sama emot marah, udah kayak detektif dadakan. Eits, hati-hati, bro! Di dunia nyata aja nuduh orang sembarangan itu bahaya, apalagi di dunia maya yang jejak digitalnya abadi. Jangan-jangan, jari kamu lebih tajam dari lisan!
Coba deh, bayangin. Lagi asik rebahan, tiba-tiba ada yang mention kamu di status panas. “Si A itu pasti…"—eh, lanjutannya bikin jidat berkerut. Padahal, kadang yang dituduh nggak tahu apa-apa, yang nuduh juga cuma modal katanya. Di sinilah qadzaf digital mulai mengintai. Qadzaf itu apa, min? Nih, mimin kasih tahu: qadzaf adalah menuduh orang berzina tanpa bukti sah. Dalam Islam, ini dosa besar, bro!
Allah SWT udah wanti-wanti di Surat An-Nur ayat 4:
وَالَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوا بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ فَاجْلِدُوهُمْ ثَمَانِينَ جَلْدَةً وَلَا تَقْبَلُوا لَهُمْ شَهَادَةً أَبَدًا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita terhormat (berzina), lalu mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka delapan puluh kali cambukan dan janganlah kamu terima kesaksian mereka selama-lamanya. Mereka itulah orang-orang yang fasik.”
Ngeri, kan? Bukan cuma dosa, tapi juga ada sanksi sosial dan hukum. Bahkan Nabi Muhammad ﷺ pernah bilang:
اجتنبوا السبع الموبقات… قذف المحصنات المؤمنات الغافلات
“Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan!… Menuduh zina terhadap wanita-wanita mu’minah yang suci dan tidak tahu apa-apa.” (HR. Bukhari Muslim)
Jadi, qadzaf itu nggak cuma berlaku buat lisan, tapi juga tulisan, status, komentar, bahkan meme yang nyindir jelas. Imam Nawawi bilang, nulis tuduhan di tembok, kertas, atau kode-kodean di status juga bisa kena qadzaf. Serius atau bercanda, tetap aja dosa. Jadi, jangan mentang-mentang di dunia maya, jari kamu bebas ngetik apa aja.
Selain dosa, qadzaf digital juga bisa kena pasal, lho! Di Indonesia, UU ITE dan KUHP udah ngatur soal pencemaran nama baik. Tuduhan zina tanpa bukti bisa bikin kamu berurusan sama hukum. Niatnya mau viral, eh, malah viral di pengadilan. Duh, jangan sampe deh!
Intinya, menjaga kehormatan orang lain itu bagian dari iman. Rasulullah ﷺ bersabda:
المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده
“Seorang Muslim sejati adalah yang kaum Muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi, sebelum jari kamu ngetik status atau komentar, mikir dulu: bener nggak? Ada buktinya nggak? Kalau nggak, mending diem aja, bro. Kata Nabi:
من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Makanya, yuk isi medsos kita dengan kebaikan, bukan fitnah. Jangan sampe jari jadi sumber dosa berjamaah. Kalau mau viral, viral karena manfaat, bukan mudarat!
Pernah lihat atau bahkan jadi korban tuduhan ngawur di medsos? Ceritain dong di kolom komentar, biar mimin nggak merasa jadi satu-satunya yang pernah kena mental gara-gara netizen +62 🙃