Namanya syirik, kedengarannya kayak istilah berat yang cuma buat orang zaman dulu. Tapi, percaya deh, ini bukan sekadar cerita masa lalu. Bahkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam aja, yang udah jelas-jelas kekasih Allah, masih takut banget terjerumus ke dalam syirik. Kalau beliau aja khawatir, masa kita santai-santai aja?
Coba bayangin, Nabi Ibrahim sampai berdoa, “Ya Allah, jauhkan aku dan anak keturunanku dari menyembah berhala.” (QS. Ibrahim: 35). Ini bukan sekadar formalitas, tapi bentuk rasa takut yang tulus. Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin bilang, “Ibrahim aja takut syirik, padahal beliau imam tauhid. Kita? Jangan pernah ngerasa aman dari bahaya syirik.”
Kadang, kita mikir, “Ah, aku kan nggak nyembah patung, aman dong.” Tapi kenyataannya, syirik itu bisa datang dalam bentuk yang nggak kelihatan. Kayak semut hitam di malam gelap, di atas batu. Nggak kelihatan, tapi ada. Syekh Shalih bin Sa’ad as-Suhaimi pernah bilang, syirik itu lebih samar dari bekas rayapan semut. Makanya, jangan ngerasa udah aman. Justru, makin sadar, makin waspada.
Banyak orang baik di masa lalu justru khawatir sama keburukan, bukan karena mereka pesimis, tapi karena mereka tahu betapa mudahnya manusia tergelincir. Sahabat Hudzaifah ibnul Yaman pernah bilang, “Orang lain nanya ke Rasulullah soal kebaikan, aku malah nanya soal keburukan, takut kejeblos.”
Allah sendiri udah wanti-wanti, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan akan mengampuni dosa lain yang di bawahnya bagi siapa yang Dia kehendaki.” (QS. an-Nisa’: 48). Syirik itu kayak noda yang nggak bisa hilang kalau nggak bener-bener tobat. Dan, ibadah apapun yang dicampur syirik, langsung rusak. Kayak air wudhu yang kena najis, batal total.
Realitanya, syirik sekarang nggak cuma soal patung atau kuburan. Bisa aja bentuknya lebih halus: percaya sama jimat, ngandelin sesuatu selain Allah, atau bahkan sekadar ucapan yang nggak sadar mengarah ke syirik. Di banyak tempat, masih ada aja yang lebih percaya sama “penghuni” kuburan daripada doa sendiri. Miris, kan?
Syirik itu kezaliman paling besar. Allah bilang, “Sesungguhnya syirik itu benar-benar kezaliman yang sangat besar.” (QS. Luqman: 13). Karena, ibadah yang harusnya buat Allah, malah dibagi ke yang lain. Nggak ada kezaliman yang lebih parah dari itu.
Jadi, apa yang harus kita lakuin? Sadar, waspada, dan jangan pernah ngerasa aman. Dunia makin banyak jebakan, makin banyak godaan. Jangan sampai kita lengah. Kalau Nabi aja takut, apalagi kita?
Kamu nggak sendiri. Takut syirik itu bukan tanda iman lemah, justru bukti iman yang hidup. Yuk, saling ingetin, saling jaga. Kalau ngerasa ragu, jangan malu buat tanya atau belajar lagi. Karena, menjaga tauhid itu perjuangan seumur hidup.
Kamu bukan gagal kalau merasa takut. Justru, itu tanda kamu peduli sama imanmu. Peluk virtual buat kamu yang lagi berjuang. Semoga Allah selalu jaga hati kita dari syirik, sekecil apapun bentuknya. Jangan pernah lelah belajar dan waspada. Kita sama-sama belajar, sama-sama berjuang. 💪