Sirah Nabawiyah 21 July 2025

Bag. 2 Abdullah bin Tsamir dan Peristiwa Ashabul Ukhdud

Bag. 2 Abdullah bin Tsamir dan Peristiwa Ashabul Ukhdud
Bagikan:

Abdullah bin Tsamir dan Peristiwa Ashabul Ukhdud

Dulu, Najran itu negeri besar, tapi warganya masih tenggelam dalam penyembahan berhala. Di sana, ada seorang ahli sihir yang jadi guru buat anak-anak muda. Setiap hari, mereka belajar sihir, termasuk Abdullah bin Tsamir—anak dari Tsamir. Tapi hidup Abdullah berubah gara-gara satu kemah kecil di pinggir desa.

Najran dulu ramai, tapi sayangnya, kebanyakan orangnya masih sibuk nyembah berhala. Di salah satu desa dekat Najran, ada ahli sihir yang jadi guru favorit anak-anak muda. Termasuk Abdullah bin Tsamir, anaknya Tsamir. Setiap hari, mereka belajar sihir, kayak tren zaman itu.

Tapi hidup Abdullah berubah total gara-gara satu kemah kecil di pinggir desa. Di situ, ada lelaki asing yang ibadahnya bikin hati adem. Abdullah sering lewat, makin lama makin penasaran, akhirnya mampir juga. Dengerin nasihat, ngobrol, dan pelan-pelan hatinya luluh. Diam-diam, Abdullah masuk Islam. Ia belajar syariat, makin dalam rasa penasarannya soal nama-nama Allah.

Di kemah itu, ada seorang lelaki asing. Setiap kali lewat, Abdullah selalu terpesona melihat ibadah dan ketenangannya. Lama-lama, Abdullah mampir, mendengar nasihat, dan akhirnya jatuh hati pada tauhid. Diam-diam, ia masuk Islam, belajar syariat, dan makin dalam rasa penasarannya soal nama-nama Allah.

Tapi gurunya bilang, “Kamu belum siap tahu semuanya. Aku khawatir kamu nggak kuat menanggungnya.” Abdullah nggak menyerah. Ia kumpulkan tongkat-tongkat kecil, menuliskan semua nama Allah yang ia tahu. Satu per satu dilempar ke api. Saat sampai pada Nama Teragung, tongkat itu nggak terbakar. Abdullah tahu, inilah rahasia yang selama ini disembunyikan.

Tapi gurunya bilang, “Kamu belum siap tahu semuanya. Aku khawatir kamu nggak kuat menanggungnya.” Abdullah nggak nyerah. Dia kumpulin tongkat-tongkat kecil, tulisin semua nama Allah yang dia tahu. Satu-satu dilempar ke api. Sampai akhirnya, pas tongkat bertuliskan Nama Teragung dilempar, eh, nggak terbakar sama sekali. Abdullah langsung paham, ini rahasia besar yang selama ini disembunyikan.

Sejak itu, Abdullah jadi sosok yang dicari. Siapa pun yang sakit, datang padanya. “Maukah kamu mentauhidkan Allah? Kalau iya, aku doakan, insyaAllah sembuh.” Satu demi satu, orang Najran masuk Islam. Sampai akhirnya, kabar ini sampai ke telinga raja.

Sejak itu, Abdullah jadi orang yang dicari-cari. Siapa pun yang sakit, pasti nyari dia. “Mau mentauhidkan Allah? Kalau iya, aku doain, insyaAllah sembuh.” Satu-satu, orang Najran masuk Islam. Sampai akhirnya, kabar ini sampai ke telinga raja.

Raja murka. Abdullah dipanggil, diancam, bahkan dicoba dibunuh—dilempar dari gunung, diceburkan ke laut. Tapi Allah selamatkan dia. Abdullah bilang, “Kamu nggak akan bisa bunuh aku, kecuali kamu mentauhidkan Allah dan beriman seperti aku.” Akhirnya, raja pura-pura syahadat, lalu membunuh Abdullah dengan tongkat. Tapi justru setelah itu, raja sendiri meninggal.

Raja marah besar. Abdullah dipanggil, diancam, bahkan dicoba dibunuh—dilempar dari gunung, diceburin ke laut. Tapi Allah selamatin dia. Abdullah bilang, “Kamu nggak akan bisa bunuh aku, kecuali kamu mentauhidkan Allah dan beriman kayak aku.” Akhirnya, raja pura-pura syahadat, lalu bunuh Abdullah pakai tongkat. Tapi anehnya, raja sendiri malah meninggal nggak lama setelah itu.

Tragedi belum selesai. Dzu Nuwas datang membawa pasukan, memaksa penduduk Najran masuk Yahudi. Siapa yang menolak, dibakar hidup-hidup di parit api—Ashabul Ukhdud. Ada yang dipenggal, ada yang dicincang. Konon, dua puluh ribu orang jadi korban. Allah abadikan kisah ini dalam Al-Qur’an surat Al-Buruj: “Telah dibinasakan orang-orang yang membuat parit…” (QS. Al-Buruj: 4-8).

Ternyata, tragedi belum selesai. Dzu Nuwas datang bawa pasukan, maksa penduduk Najran masuk Yahudi. Siapa yang nolak, dibakar hidup-hidup di parit api—Ashabul Ukhdud. Ada yang dipenggal, ada yang dicincang. Konon, dua puluh ribu orang jadi korban. Allah abadikan kisah ini di Al-Qur’an surat Al-Buruj: “Telah dibinasakan orang-orang yang membuat parit…” (QS. Al-Buruj: 4-8).

Konon, Abdullah bin Tsamir adalah pemimpin mereka. Bertahun-tahun kemudian, di zaman Umar bin Khattab, jasadnya ditemukan masih utuh, duduk sambil memegang luka di kepalanya. Di tangannya tertulis: “Rabbi Allah.” Umar memerintahkan agar jasad itu dikuburkan kembali, dibiarkan seperti sedia kala.

Konon, Abdullah bin Tsamir adalah pemimpin mereka. Bertahun-tahun kemudian, di zaman Umar bin Khattab, jasadnya ditemukan masih utuh, duduk sambil megang luka di kepalanya. Di tangannya tertulis: “Rabbi Allah.” Umar memerintahkan agar jasad itu dikubur lagi, dibiarkan seperti sedia kala.

Begitulah, kisah iman yang bertahan sampai akhir, meski dunia berubah dan kekuasaan silih berganti. Kadang, keberanian satu orang bisa jadi cahaya buat ribuan jiwa.

Begitulah, kisah iman yang bertahan sampai akhir, walau dunia berubah dan kekuasaan silih berganti. Kadang, keberanian satu orang bisa jadi cahaya buat ribuan jiwa. Kadang, yang bertahan bukan yang paling kuat, tapi yang paling yakin sama Tuhannya.

NAVIGASI SIRAH

Terkait

Lihat Semua